Cerita
ini paling tidak menjadi pembelajaran, mungkin secara khusus untuk
wanita. Kisah pengakuan yang menyentuh. Seorang wanita yang begitu mudah
jatuh kepelukan lelaki dan beberapa kali merasa melakukan kebodohan
yang sama. Mari belajar dari masa lalu. Cerita ini kuambil dari milis
i-kan-untuk-revival@hub.xc.org
Sesuai
dengan ijasah yang aku miliki, selesai kuliah dari IKIP aku mengajar
di sebuah Sekolah Yayasan milik sebuah perusahaan. Dan beberapa
bulan kemudian aku bertemu dengan seseorang yang satu profesi denganku,
kami berpacaran kurang lebih selama dua tahunan, tapi keadaan
memaksa kami harus berpisah, walau keputusan ini sangat tidak adil bagi
kami berdua.
Karena
hutang budi dia terpaksa menikah dengan anak majikan dimana selama
ini ayah nya menjadi sopir pribadi. Gadis itu begitu mencintainya, dan
aku tidak punya pilihan selain melepaskan kekasihku menjadi milik
orang lain. Inilah awal kehancuran hidupku yang PERTAMA ! Aku sangat
mencintainya, telah ku berikan hatiku seutuhnya padanya, dia tidak
hanya baik hati dan perhatian, yang lebih penting dia juga aktip
dipelayanan tempat kami beribadah.
Dengan
hati yang masih porak-poranda, aku memberanikan diri menerima kehadiran
seseorang didalam hidupku, dan inilah kehancuran hidupku yang ke
DUA ! Setelah kami telah memesan baju pengantin, mencari-cari gedung
resepsi, entah kenapa hubungan kami tiba-tiba menjadi hambar, tidak
mungkin lagi diteruskan dan kami pun akhirnya berpisah.
Cukup
lama aku menutup hatiku,aku mengunci pintu hatiku begitu kuatnya, aku
tidak punya keberanian untuk memulai hubungan yang baru. Walau ada
beberapa orang yang mencoba memasuki hidupku tapi aku memperlakukan
mereka hanya sebatas teman. Disaat aku terluka, hadir seorang pria yang
tidak lagi sendiri menawarkan persahabatan padaku, yang selalu punya
waktu mendengarkan keluhanku, yang selalu siap menghapus air mataku .. .
. inilah awal kehancuran hidupku yang keTIGA !
Lelaki
itu bernama Abin ! Awalnya, hubungan kami sebatas teman biasa, tapi
lambat laun mulai timbul rasa simpatik dan di susul perasaan
debar-debar saat aku menatap matanya, mulai timbul rasa kangen jika
tidak mendengar suaranya dan aku mulai cemburu jika aku mengetahui
dia berbicara dengan istrinya, walau hanya di telephone. Beberapa bulan
setelah melewati beberapa proses, aku resmi menjadi kekasihnya,
bersedia menjadi orang kedua dalam kehidupannya.
Ini
semua salahku, mengijinkan hatiku di selami oleh lelaki yang sudah
menjadi milik orang lain dan telah memiliki dua orang anak.
"Secepatnya aku akan menceraikan istriku ! Hubungan kami sudah hambar,
rasanya tidak baik untuk dipertahankan", itu janji yang dia utarakan
padaku satu setengah tahun yang lalu, dan ternyata hingga kini tidak
terealisasi. Sepanjang satu tahun aku sangat menikmati hubungan
kami, lambat laun aku bisa melupakan pengalaman masa laluku yang
kelam, walau tak jarang aku mendengar omongan sinis atas hubungan
kami yang tidak wajar.
Hubunganku
dengan Abin belum melangkah jauh, dia menghormatiku bahkan sikapnya
jauh lebih baik dan perhatian dibanding laki-laki sebelumnya yang
mengisi hidupku. Aku menyadari selagi aku masih bersamanya, sulit
bagiku untuk membina hubungan dengan lelaki yang masih lajang. Belum
lagi omongan miring yang mengatakan kalau aku pasti sudah lagi perawan !
! Satu setengah tahun aku menanti Abin menceraikan istrinya, namun
sampai kini tidak terbukti.
Saat
aku menagih janjinya, kapan kami akan menikah, tampa berprasaan dia
berkata padaku, "aku tidak mungkin menceraikannya, kalau kami cerai
bagaimana dengan anak-anak. Aku tidak mau berpisah dengan
anak-anakku". Sambil menahan tangis, aku hanya diam mendenger
penjelasannya, untuk saat ini aku belum mampu berpisah dengannya dan
belum tentu aku bisa menemukan lelaki sebaik dia. Enam bulan setelah
dia mengatakan bahwa tidak mungkin menceraikan istrinya, aku bertemu
dengan seseorang yang menarik perhatianku.
Dia
berasal dari Sumatra ! Dari teman-teman aku tau namanya David,
pembawaannya sangat berbeda dengan Abin, kalau Abin selalu lembut saat
berbicara padaku, mampu membuat pipiku bersemu merah dengan
pujian-pujiannya yang tidak norak, sementara David cendrung kasar
tapi aku tau dia lelaki yang baik dan bertanggung jawab.
Aku
tidak mau terus menerus digantung oleh cinta Abin, maka aku putuskan
membuka hatiku untuk David, tapi ternyata Abin tidak setuju kalau
kami putus dan memberikan cintaku pada orang lain. Dia berubah menjadi
kasar, tidak hanya memaki-makiku tapi juga memukulku. Dengan muka
merah Abin menatapku dan berkata, "aku tidak rela kamu menjadi milik
orang lain, aku memang tidak bisa menceraikan istriku tapi di agamaku
diijinkan memiliki lebih dari satu orang istri. kalau kamu memang
cinta padaku, kita bisa menikah bulan depan ! ! ".
Aku
memang mencintai Abin, tapi aku tidak mau menjadi istri kedua dan
yang terpenting saat ini aku mulai menyukai David. Walau Abin
mengancam akan membunuhku dan David kalau sampai menghianatinya, tapi
aku tidak perduli, aku tetap membina hubungan dengan David. Suatu
hari aku diajak keluar kota oleh David, banyak hal yang kami
bincangkan soal hubungan kami kedepan, dan dari omongannya aku tau dia
tidak main-main dengan hubungan kami.
Karena
kami tiba di kota kami sudah larut malam, dengan pertimbangan tidak
enak dilihat teman-teman kosku dan tetanggan kalau aku diantar lelaki
subuh, maka dia memintaku untuk tinggal dirumahnya dan besok pagi
aku akan diantar pulang. Aku menerima sarannya dengan pertimbangan aku
sangat yakin dia mencintaiku jadi tidak mungkin dia berniat
merusakku, lagipula alasan dia memintaku menginap di rumahnya cukup
masuk akal Aku tidur dikamarnya sementara dia diruang tamu. Tapi,
baru beberapa jam aku membaringkan tubuhku, tiba-tiba
David
mendekapku begitu erat dan aku di PERKOSA ! ! inilah awal
kehancuranku yang ke EMPAT ! ! Dia memperkosaku berkali-kali, aku
terlalu lelah untuk melawan karena semakin aku meronta-ronta dia semakin
kuat mendekapku, aku hanya bisa menangis dan menyesali kebodohanku.
Di sela-sela tangis, aku bertanya kenapa dia tega memperkosaku.
Pandangannya begitu sinis, tampa expresi dia menjawab pertanyaanku,"
kamu sudah tidak PERAWAN lagi kan ? kegadisanmu sudah direngut oleh
Abin ! !.
Beberapa
hari yang lalu, Abin menemuiku, memintaku meninggalkanmu dan saat
aku menolak permintaanku dia mentertawaiku". Kata Abin , "kamu sudah
mendapat barang bekas, yang sudah aku pakai selama dua tahun ! kalau
tidak percaya bisa kamu buktikan kebenarannya .. . .kamu ajak dia tidur
! ! " Aku pulang ke kosku sendirian, aku tidak ingin lelaki bejat
itu mengantarku pulang ! Aku membencinya ! ! ! Setelah peristiwa malam
itu, aku tidak ingin bertemu dengan siapapun juga dan yang lebih
menyakitkan lagi Abin mentertawai apa yang aku alami, dia puas telah
menghancurkan hidupku.
Aku
benci laki-laki ! ! ! aku menjadi tertutup dan kehilangan semangat
untuk hidup. . . .. Aku larut dengan kesedihanku, tak terpikir olehku
bahwa hasil perkosaan malam itu bisa membuatku hamil, dan memang
benar ! Aku HAMIL ! Aku berharap David bahagia dengan khabar ini,
tapi ternyata yang aku dapat hanya makian. Sambil tertawa sinis, dia
berkata padaku,"kamu salah kalau datang padaku, apa bukti kalau aku
ayah biologis dari bayi yang ada dikandunganmu ! ! sudah pergi sana,
dasar pelacur !"
Aku
pikir suatu saat dia akan berubah dan menyadari kalau apa yang dia
lakukan salah, tapi ternyata itu hanya harapan belaka. Saat aku
mencoba mengunjunginya untuk kedua kalinya, ternyata dia sudah berhenti
dari pekerjaannya dan kembali ke Medan. Pupuslah sudah harapanku, aku
harus menanggung aib ini sendirian. Aku panik dan berusaha
menggugurkan janin yang tidak berdoa ini dengan meminum jamu yang
aku harap bisa menjatuhkan janin yang ada di rahimku. Suatu sore, saat
mandi aku lihat ada gumpalan darah dilantai, aku senang sekali karena
terlepas dari aib hamil diluar nikah.
Tapi
ternyata rahimku belum bersih, masih ada yang tersisa dan harus di
bersihkan "kerok" oleh dokter. Keteledoranku sangat fatal dan aku
baru menyadarinya saat aku ditemukan jatuh pingsan tepat didepan
dokter praktek kandungan. Aku tau ini bukan kebetulan, tapi Tuhan
masih sayang padaku. Ternyata sisa janin yang ada di rahimku telah
membentuk jaringan, dan kalau tidak dibersihkan "kerok", jaringan itu
akan membusuk dan bisa menyebabkan kematian bagiku.
Belum
selesai masalah yang aku tanggung, aku mendapat khabar yang lebih
membuatku terpuruk, perusahaan tempatku bekerja bangkrut dan beberapa
karyawan harus di PHK, salah satunya adalah aku. Aku kehilangan
segala-galanya, aku tidak punya keberanian untuk kembali ke orang tuaku,
aku tidak ingin orang tuaku kecewa apalagi papa sudah tua.
Aku
putuskan untuk bertahan dan mencari pekerjaan yang baru. Aku cukup
lama menjadi pengangguran, aku mencoba memulai hidup yang baru, dan
kesabaranku tidak sia-sia, aku akhirnya mendapatkan pekerjaan yang
baru, walau gajinya lebih kecil dibanding tempatku dulu bekerja. Aku
pindah kos dan bergabung dengan teman-teman yang tidak tau masa
laluku, dan inilah awal kehancuranku yang ke LIMA !
Aku
belum mampu melupakan kepahitan yang aku alami, diperkosa oleh kekasih
sendiri, di hianati oleh orang yang aku cintai. Aku masih sering
meratapi nasibku, bersungut-sungut dengan kesialan yang aku alami.
Dalam situasi labil, aku bertemu dengan Darma, sama seperti lelaki
sebelumnya dia sangat baik dan perhatian. Dan aku melakukan kebodohan
yang sama, aku tidur dengannya dan aku HAMIL untuk kedua kalinya.
Dia berjanji menikahiku tapi kami belum cukup dana untuk menikah, dan
saat usia kandunganku sudah tujuh bulan kami pulang kampung menemui
orang tuaku.
Aku
begitu bahagia, karena sebentar lagi akan punya keluarga, aku berjanji
menjadi ibu dan istri yang baik. Tapi kembali hatiku
tersayat-sayat, orang tua Darma tidak menyetujui pernikahan kami,
dengan alasan aku bukan wanita yang pantas untuk anak lelakinya. Darma
diminta meninggalkanku dan yang lebih menyakitkan lagi dia mengikuti
permintaan orang tuanya. Dia meninggalkanku dan anak kami yang akan
lahir kedunia satu bulan lagi.
Aku
tak mampu lagi untuk menangis, aku tak mampu lagi untuk marah, aku tak
mampu lagi untuk mengutuk orang-orang yang telah menghancurkan
hidupku. Tidak ada gunanya menyalahkan orang lain menjadi penyebab
kegagalanku, aku harus bangkit dari belengu rasa bersalah pada diri
sendiri. Satu bulan kemudian, anakku lahir kedunia, dia begitu manis,
lucu dan cantik . . . . Aku tidak ingin kesalahan yang ibunya lakukan
menimpa anakku.
Sudah cukup kesalahan yang aku lakukan selama ini, aku ingin memulai hidup yang baru dan membesarkan anakku.
[Aku tidak mungkin bisa melupakan kejadian dimasa lalu, tapi aku belajar untuk melupakan dan memaafkan]
0 comments:
Post a Comment